Minggu, 10 Oktober 2010

Jangan kau katakan Insya Allah

Minggu lalu ada peristiwa kecil yang cukup menarik. Sore itu kami (saya, isteri dan si kecil Ifa) berkeliling mencari rumah baru tetangga kami yang pindah bulan lalu. Kue carabikanya yang enak membuat kami rindu untuk memesan.
Di suatu jalan, saya tepikan mobil lalu menyeberangi jalan, menghampiri seorang bapak yang sedang berbicara dengan seorang ibu.
Dengan sopan saya potong pembicaraan mereka dan menanyakan lokasi jalan yang kami cari. Dengan sedikit petunjuk akhirnya saya tinggalkan mereka yang kembali melanjutkan pembicaraan yang tampaknya seru.
Belum lagi saya menyeberang jalan, sepotong percakapan ikut terekam di kepala saya.
Jadi, besok kamu datang ya ke sana.” Kata si bapak.
Insya Allah saya datang.” Jawab wanita itu.
Jangan kau katakan Insya Allah. Saya ingin kamu berjanji dengan sungguh2 bahwa kau datang ke sana besok.” Kata si Bapak lagi tegas.
Dan saya pun menyeberang menuju mobil yang saya parkir dengan pikiran yang aneh.

Jangan kau katakan Insya Allah!

Bukan pertama kali saya mendengar seseorang meminta orang lain berjanji tetapi tidak percaya jika orang itu menggunakan kata Insya Allah. Dan juga bukan sekali saya bertemu dengan orang yang berjanji dengan menggunakan Insya Allah tapi tidak memenuhi janjinya.
Apa sih arti Insya Allah di dalam benak kita?

Ada cerita yang lucu dari Nasruddin bin Hoja.
Suatu hari Nasruddin membawa kain ke sebuah tukang jahit untuk dibuatkan sebuah baju panjang (gamis).
Datanglah dua minggu depan,” kata si tukang jahit. “Insya Allah sudah selesai.”
Dua minggu kemudian Nasruddin datang dengan hati riang mengharapkan hari itu dia bisa memakai baju barunya. Tetapi ternyata baju itu belum selesai.
Saya masih butuh seminggu lagi. Insya Allah sudah selesai.” Dan Nasruddin pun pulang dengan hati sedih.
Minggu depan dia datang lagi. Kali ini dengan harap2 cemas. Tetapi ternyata kecemasannya yang terbukti. Baju itu belum selesai juga.
Datanglah besok”, kata si tukang jahit, “saya janji, Insya Allah sudah selesai.
Nasruddin akhirnya berkata jengkel, “Berapa lama sebenarnya baju itu bisa kau selesaikan andaikata Allah tidak ikut campur?

Wow. Kata Insya Allah ternyata hanya permainan lidah kita. Mari kita telusuri arti kata2 ini: Insya Allah berarti jika Allah menghendaki. Jika Allah mengizinkan. Ini berarti apa pun yang kita lakukan, inginkan, cita2kan, dan usahakan. Sekeras apa pun, secermat apa pun kita lakukan, ujung dari semua usaha dan rasa itu adalah tergantung apakah Allah menghendaki itu terjadi atau tidak.
Insya Allah berarti penyerahan diri kita kepada Allah akan hasil akhir dari segala usaha kita itu. Itu membuat kita tidak sombong ketika kita berhasil melakukannya juga tidak membuat kita sedih ketika kita gagal mencapainya. Karena tugas kita hanya berusaha sepenuh kemampuan, hasil akhir di tangan Allah.
Tetapi ternyata Insya Allah kita gunakan sebagai legitimasi ketika kita tidak memenuhi janji kita. Toh, saya sudah ucap Insya Allah. Kalo saya tidak datang berarti Allah tidak mengizinkan. Yup, segampang itu kita beralasan. Kita tidak mau tahu apakah kita sudah cukup berusaha atau tidak. Kita gunakan Allah sebagai tameng. Kita gunakan Insya Allah sebagai alasan. Naudzubillah.

Karenanya marilah kita ucapkan Insya Allah dengan sepenuh hati bahwa kita bermaksud melakukan apa yang kita ucapkan. Kita gunakan jadi alat pemacu semangat kita berusaha. Dan jadi penghibur ketika kita tidak mampu mewujudkannya.

Jangan kita ucapkan Insya Allah ketika memang tidak bermaksud untuk memenuhi permintaan seseorang. Lebih baik berikan alasan mengapa tidak bisa.
Dan ucapkan Insya Allah apabila kita berjanji dan berusaha keras memenuhi janji itu.

(23). Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, (24) kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini." (QS Al Kahfi)

source : http://rindurabb.blogspot.com/2007/01/jangan-kau-katakan-insya-allah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar